Archive for Maret 2013
Bill Gates
Biografi Bill Gates, Pendiri Microsoft - William Henry "Bill"
Gates III atau yang lebih dikenal dengan Bill Gates lahir di Seattle,
Washington, pada tanggal 28 Oktober 1955. Ia merupakan sosok seorang
tokoh bisnis, investor, penulis, filantropis hebat asal Amerika
Serikat. Selain itu, Ia merupakan mantan CEO yang saat ini menjabat
sebagai ketua non-eksekutif di Microsoft, yang didirikannya bersama Paul
Allen. Kesuksesannya mendirikan Microsoft, membuat dirinya selalu
menduduki peringkat teratas di antara orang-orang terkaya yang di dunia
dan yang paling hebat, Ia menempati peringkat pertama orang terkaya di
dunia sejak 1995 sampai tahun 2009. Selama kariernya di Microsoft, Bill
Gates pernah menjabat sebagai CEO dan kepala arsitek perangkat lunak,
dan sampai sekarang Ia masih menjadi pemegang saham perorangan terbesar
dengan lebih dari 8 persen saham umum perusahaan.
Biografi Lengkap Pendiri Microsoft, Bill Gates
William Henry "Bill" Gates III lahir di Seattle, Washington. Ia lahir dari pasangan William H. Gates, Sr. dan Mary Maxwell Gates. Bill Gates merupakan keturunan bangsa Inggris, Jerman, dan Skot-Irlandia. Keluarganya termasuk masyarakat menengah ke atas. Ayahnya, William H Gates merupakan seorang pengacara ternama dan ibunya, Mary Maxwell Gates adalah seorang wanita yang menjabat sebagai anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way. Bill Gates mempunyai seorang kakak yang bernamaKristianne dan seorang adik yang bernama Libby. Ia merupakan keturunan keempat dalam keluarganya, namun dikenal sebagai William Gates III atau "Trey" karena ayahnya menyandang akhiran "II". Pada awal kehidupannya, orang tua Bill Gates mengharapkan anaknya ini berkarir dalam bidang hukum. Namun kecintaan Gates pada dunia perangkat lunak membuatnya menentang keingan orang tuanya ini.
Pada saat Gates berusia 13 tahun, Ia bersekolah di Lakeside School, sebuah sekolah persiapan eksklusif di Seattle. Dan ketika Gates masuk di kelas delapan, Mothers Club di sekolah memanfaatkan izin dari obral barang lama Lakeside School untuk membeli sebuah terminal Teletype Model 33 ASR dan sebagian waktu komputer menggunakan komputer General Electric (GE) untuk siswa sekolah. Pada saat itu, Bill Gates sangat tertarik untuk memprogram sistem GE menggunakan BASIC, dan keluar dari kelas matematikanya untuk mengejar keinginannya. Gates mulai menulis program komputer pertamanya di mesin ini, sebuah penerapan tic-tac-toe yang memungkinkan pengguna bermain komputer melawan komputer. Gates terpesona dengan mesin ini dan cara mesin mengeksekusi kode perangkat lunak dengan sempurna.
Setelah
sumbangan dari Mothers Club habis, Gates dengan beberapa siswa lainnya
menghabiskan waktu dengan mengerjakan beberapa sistem, termasuk
minikomputer DEC PDP. Salah satu dari yang mereka kerjakan dan mereka
explorer adalah PDP-10 yang dimiliki oleh Computer Center Corporation
(CCC). Selama musim panas siswa-siswa ini termasuk Gates, mereka
tertangkap basah sedang mengeksploitasi bug di sistem operasi untuk
memperoleh waktu komputer bebas.
Namun menjelang akhir masa larangan, keempat siswa ini dipanggil dan ditawarkan untuk menemukan bug di perangkat lunak CCC dengan imbalan waktu komputer. Bukannya memakai sistem via Teletype, Gates pergi ke kantor CCC dan mempelajari kode sumber berbagai program yang berjalan di sistem tersebut, termasuk program dalam bahasa FORTRAN, LISP, dan bahasa mesin. Perjanjian dengan CCC ini berlanjut hingga 1970, ketika perusahaan ini bangkrut. Pada tahun berikutnya, Information Sciences, Inc. mempekerjakan empat siswa Lakeside tersebut untuk menulis program pembayaran gaji dalam bahasa COBOL dan memberi mereka waktu komputer dan royalti.
Setelah pengurusnya sadar akan kemampuan pemrogramannya, Bill Gates diminta untuk menulis program komputer sekolah untuk membuat jadwal kelas siswa. Ia memodifikasi kode tersebut sehingga pada saat itu Ia ditempatkan di kelas-kelas yang didominasi perempuan. Pada saat usia Gates beranjak 17 tahun, Gates dan Allen membentuk suatu usaha bersama yang diberi nama Traf-O-Data, untuk menciptakan penghitung lalu lintas berbasis prosesor Intel 8008. Dan pada awal tahun 1973, Bill Gates bekerja sebagai pembantu kongres di Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Bill Gates lulus dari Lakeside School pada tahun 1973. Ia memperoleh nilai hampir sempurna yaitu 1590 dari total 1600 pada ujian SAT dan ketika sudah menyelesaikan sekolah menengah atasnya, Ia melanjutkan pendidikan ke jinjang yang lebih tinggi, dan Ia memilih untuk berkuliah di Harvard College pada musim gugur 1973. Di Harvard, Gates muda bertemu dengan Steve Ballmer, yang kelak menggantikan Bill Gates sebagai CEO Microsoft.
Pada tahun berikutnya, Bill Gates merancang sebuah algoritma untuk penyortiran panekuk sebagai solusi atas satu dari serangkaian masalah yang belum bisa diselesaikan dosennya sendiri, dosen kombinatorika yang bernama Harry Lewis adalah salah seorang profesornya dibidang ini. Solusi dari Gates untuk masalah dosennya inilah membuat Gates memegang rekor sebagai versi tercepat selama 30 tahun lamanya.
Ketika menjadi mahasiswa, Bill Gates tidak punya rencana belajar tetap di Harvard dan ia lebih suka menghabiskan banyak waktunya dengan menggunakan komputer sekolah. Pada saat itu Gates masih sering berkomunikasi dengan Paul Allen, dan ia bergabung dengannya di Honeywell pada musim panas 1974. Pada tahun berikutnya, MITS Altair 8800 berbasis CPU Intel 8080 diluncurkan, dan Bill Gates beserta Allen melihat peluncurannya sebagai peluang untuk mendirikan perusahaan perangkat lunak komputer sendiri. Gates membicarakan peluang ini kepada orang tuanya dan orang tuanya sangat mendukungnya keputusannya ini setelah mereka melihat antusiasme Bill Gates untuk mendirikan perusahaan perangkat lunak yang bernama Microsoft.
Setelah membaca Popular Electronics edisi Januari 1975 yang mendemonstrasikan Altair 8800, Bill Gates menghubungi Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS), pencipta dari mikrokomputer baru tersebut, Gates ingin memberitahu mereka bahwa Ia bersama timnya sedang mengerjakan penerjemah BASIC untuk digunakan sebagai platformnya. Jika kita lihat kenyataannya, Bill Gates dan Allen tidak memiliki komputer Altair dan belum menulis sedikitpun kode-kode BASIC ini, tujuan mereka hanya ingin membuat MITS tertarik dengan apa yang mereka ingin tawarkan. Melihat konsep Gates bagus, akhirnya Presiden MITS Ed Roberts setuju untuk menemui mereka untuk melihat demo program yang ditawarkan oleh Gates dan rekan-rekan. Dalam waktu singkat, mereka berhasil mengembangkan emulator Altair yang beroperasi di sebuah minikomputer, dan kemudian penerjemah BASIC. Demonstrasi yang diadakan di kantor MITS di Albuquerque tersebut berhasil membuat Presiden MITS Ed Robert berkesan dan mereka mendapatkan proyek untuk mendistribusikan penerjemah ini dengan nama Altair BASIC. Pada saat itu, Paul Allen diberi kesempatan untuk bekerja di MITS, dan Bill Gates memilih absen studi dari Harvard untuk bekerja bersama Allen di MITS di Albuquerque pada November 1975. Sejak saat itu, mereka menamai kerjasama mereka ini dengan nama "Micro-Soft" dan mendirikan kantor pertamanya di Albuquerque. Tahun pertama sejak Micro-Soft didirikan, tanda penghubung pada namanya dihilangkan, dan tepat pada 26 November 1976, nama dagang/brandnya menjadi "Microsoft" dan didaftarkan di Kementerian Luar Negeri New Mexico. Sejak Microsoft berdiri, Bill Gates tidak pernah lagi kembali kuliah ke Harvard untuk menyelesaikan studinya, dia lebih memilih untuk membesarkan perusahaannya bersama Allen.
BASIC Microsoft dikenal oleh para penggemar komputer diseluruh dunia, namun Bill Gates kemudian menemukan bahwa salinan pra-pasarnya telah bocor ke pasaran dan terus dicopy dan didistribusikan dengan jumlah yang banyak. Melihat hal itu, pada bulan Februari 1976, Bill Gates menulis Open Letter to Hobbyists di surat berita MITS yang menyatakan bahwa MITS tidak boleh lagi terus memproduksi, mendistribusikan, dan mempertahankan perangkat lunak yang berkualitas tinggi tanpa ada bayaran. Surat ini disambut dingin oleh banyak penggemar komputer diseluruh dunia, namun Gates mempertahankan keyakinannya tersebut dengan berkeyakinan bahwa para pengembang perangkat lunak harus mampu meminta bayaran dari perengkat lunak tersebut. Akhirnya microsoft melepaskan diri dari MITS pada tahun 1976, dan perusahaan ini terus mengembangkan perangkat lunak bahasa pemrograman untuk berbagai sistem. Perusahaan ini pindah dari Albuquerque ke kantor barunya di Bellevue, Washington pada 1 Januari 1979.
Pada tahun-tahun awal Microsoft berdiri, hampir semua karyawan punya tanggung jawab besar atas bisnis perusahaan ini. Bill Gates mengawasi rincian bisnis dan juga turut menulis kode. Pada lima tahun pertama, Gates secara pribadi meninjau setiap baris kode yang dikirimkan perusahaan, dan sering menulis ulang beberapa bagian kode agar terlihat pas.
Pada tahun 1980, IBM menawarkan Microsoft untuk menulis penerjemah BASIC untuk komputer pribadi mereka selanjutnya, IBM PC. Ketika perwakilan IBM menyebutkan bahwa mereka butuh sebuah sistem operasi, Bill Gates memberi rujukan kepada Digital Reserach (DRI), pembuat sistem operasi CP/M yang banyak digunakan pada masa itu. Diskusi IBM dengan Digital Research ternyata tidak membuahkan hasil, dan tidak bisa terjadi deal mengenai persetujuan lisensi. Perwakilan IBM Jack Sams menyebutkan kesulitan izin lisensi pada pertemuan selanjutnya dengan Gates dan memintanya untuk mencari sebuah sistem operasi yang layak. Beberapa minggu kemudian Gates berencana menggunakan 86-DOS (QDOS), sebuah sistem operasi mirip CP/M yang dibuatkan perangkat lunaknya oleh Tim Paterson dari Seattle Computer Products (SCP) sama seperti PC. Microsoft membuat persetujuan dengan SCP untuk menjadi agen lisensi eksekutif, dan kemudian pemilik mutlak 86-DOS. Setelah mengadaptasi sistem operasi untuk PC, Microsoft mengirimkannya ke IBM dalam bentuk PC-DOS dengan imbalan bayaran $50.000. Bill Gates tidak menawarkan pemindahan hak cipta sistem operasi ini, karena ia yakin produsen perangkat lunak lain akan meniru sistem IBM. Mereka benar, dan penjualan MS-DOS menjadikan Microsoft pemain utama dalam industri komputer.
Pada saat itu Bill Gates mengawasi restrukturisasi perusahaan Microsoft pada 25 Juni 1981 yang menggabungkan kembali perusahaan di negara bagian Microsoft dan menjadikan Gates sebagai Presiden dan Ketua Dewan Microsoft.
Microsoft meluncurkan versi ritel pertama Microsoft Windows pada 20 November 1985, dan pada bulan Agustus, perusahaan ini mencapai persetujuan dengan IBM untuk mengembangkan sistem operasi terpisah bernama OS/2. Meski kedua perusahaan ini berhasil mengembangkan versi pertama dari sistem ini, perbedaan kreativitas merusak kerjasama ini. Dan Bill Gates mengeluarkan memo internal pada 16 Mei 1991 yang mengumumkan bahwa kerjasama OS/2 berakhir dan Microsoft mengalihkan operasinya ke pengembangan kernel Windows NT.
Sejak saat itu, Microsoft banyak meluncurkan produk-produk seperti Windows 98, Windows 2000, Windows XP, Windows 7, Windows 8, dan banyak lainnya. Berkat kepiawaian Gates berbisnis dan memimpin Microsoft, menjadikan Ia sampai saat ini masih menjadi 3 besar orang terkaya di dunia.
Biografi Bill Gates - Pendiri Microsoft
Biografi Lengkap Pendiri Microsoft, Bill Gates
William Henry "Bill" Gates III lahir di Seattle, Washington. Ia lahir dari pasangan William H. Gates, Sr. dan Mary Maxwell Gates. Bill Gates merupakan keturunan bangsa Inggris, Jerman, dan Skot-Irlandia. Keluarganya termasuk masyarakat menengah ke atas. Ayahnya, William H Gates merupakan seorang pengacara ternama dan ibunya, Mary Maxwell Gates adalah seorang wanita yang menjabat sebagai anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way. Bill Gates mempunyai seorang kakak yang bernamaKristianne dan seorang adik yang bernama Libby. Ia merupakan keturunan keempat dalam keluarganya, namun dikenal sebagai William Gates III atau "Trey" karena ayahnya menyandang akhiran "II". Pada awal kehidupannya, orang tua Bill Gates mengharapkan anaknya ini berkarir dalam bidang hukum. Namun kecintaan Gates pada dunia perangkat lunak membuatnya menentang keingan orang tuanya ini.
Pada saat Gates berusia 13 tahun, Ia bersekolah di Lakeside School, sebuah sekolah persiapan eksklusif di Seattle. Dan ketika Gates masuk di kelas delapan, Mothers Club di sekolah memanfaatkan izin dari obral barang lama Lakeside School untuk membeli sebuah terminal Teletype Model 33 ASR dan sebagian waktu komputer menggunakan komputer General Electric (GE) untuk siswa sekolah. Pada saat itu, Bill Gates sangat tertarik untuk memprogram sistem GE menggunakan BASIC, dan keluar dari kelas matematikanya untuk mengejar keinginannya. Gates mulai menulis program komputer pertamanya di mesin ini, sebuah penerapan tic-tac-toe yang memungkinkan pengguna bermain komputer melawan komputer. Gates terpesona dengan mesin ini dan cara mesin mengeksekusi kode perangkat lunak dengan sempurna.
Namun menjelang akhir masa larangan, keempat siswa ini dipanggil dan ditawarkan untuk menemukan bug di perangkat lunak CCC dengan imbalan waktu komputer. Bukannya memakai sistem via Teletype, Gates pergi ke kantor CCC dan mempelajari kode sumber berbagai program yang berjalan di sistem tersebut, termasuk program dalam bahasa FORTRAN, LISP, dan bahasa mesin. Perjanjian dengan CCC ini berlanjut hingga 1970, ketika perusahaan ini bangkrut. Pada tahun berikutnya, Information Sciences, Inc. mempekerjakan empat siswa Lakeside tersebut untuk menulis program pembayaran gaji dalam bahasa COBOL dan memberi mereka waktu komputer dan royalti.
Setelah pengurusnya sadar akan kemampuan pemrogramannya, Bill Gates diminta untuk menulis program komputer sekolah untuk membuat jadwal kelas siswa. Ia memodifikasi kode tersebut sehingga pada saat itu Ia ditempatkan di kelas-kelas yang didominasi perempuan. Pada saat usia Gates beranjak 17 tahun, Gates dan Allen membentuk suatu usaha bersama yang diberi nama Traf-O-Data, untuk menciptakan penghitung lalu lintas berbasis prosesor Intel 8008. Dan pada awal tahun 1973, Bill Gates bekerja sebagai pembantu kongres di Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Bill Gates lulus dari Lakeside School pada tahun 1973. Ia memperoleh nilai hampir sempurna yaitu 1590 dari total 1600 pada ujian SAT dan ketika sudah menyelesaikan sekolah menengah atasnya, Ia melanjutkan pendidikan ke jinjang yang lebih tinggi, dan Ia memilih untuk berkuliah di Harvard College pada musim gugur 1973. Di Harvard, Gates muda bertemu dengan Steve Ballmer, yang kelak menggantikan Bill Gates sebagai CEO Microsoft.
Pada tahun berikutnya, Bill Gates merancang sebuah algoritma untuk penyortiran panekuk sebagai solusi atas satu dari serangkaian masalah yang belum bisa diselesaikan dosennya sendiri, dosen kombinatorika yang bernama Harry Lewis adalah salah seorang profesornya dibidang ini. Solusi dari Gates untuk masalah dosennya inilah membuat Gates memegang rekor sebagai versi tercepat selama 30 tahun lamanya.
Ketika menjadi mahasiswa, Bill Gates tidak punya rencana belajar tetap di Harvard dan ia lebih suka menghabiskan banyak waktunya dengan menggunakan komputer sekolah. Pada saat itu Gates masih sering berkomunikasi dengan Paul Allen, dan ia bergabung dengannya di Honeywell pada musim panas 1974. Pada tahun berikutnya, MITS Altair 8800 berbasis CPU Intel 8080 diluncurkan, dan Bill Gates beserta Allen melihat peluncurannya sebagai peluang untuk mendirikan perusahaan perangkat lunak komputer sendiri. Gates membicarakan peluang ini kepada orang tuanya dan orang tuanya sangat mendukungnya keputusannya ini setelah mereka melihat antusiasme Bill Gates untuk mendirikan perusahaan perangkat lunak yang bernama Microsoft.
Setelah membaca Popular Electronics edisi Januari 1975 yang mendemonstrasikan Altair 8800, Bill Gates menghubungi Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS), pencipta dari mikrokomputer baru tersebut, Gates ingin memberitahu mereka bahwa Ia bersama timnya sedang mengerjakan penerjemah BASIC untuk digunakan sebagai platformnya. Jika kita lihat kenyataannya, Bill Gates dan Allen tidak memiliki komputer Altair dan belum menulis sedikitpun kode-kode BASIC ini, tujuan mereka hanya ingin membuat MITS tertarik dengan apa yang mereka ingin tawarkan. Melihat konsep Gates bagus, akhirnya Presiden MITS Ed Roberts setuju untuk menemui mereka untuk melihat demo program yang ditawarkan oleh Gates dan rekan-rekan. Dalam waktu singkat, mereka berhasil mengembangkan emulator Altair yang beroperasi di sebuah minikomputer, dan kemudian penerjemah BASIC. Demonstrasi yang diadakan di kantor MITS di Albuquerque tersebut berhasil membuat Presiden MITS Ed Robert berkesan dan mereka mendapatkan proyek untuk mendistribusikan penerjemah ini dengan nama Altair BASIC. Pada saat itu, Paul Allen diberi kesempatan untuk bekerja di MITS, dan Bill Gates memilih absen studi dari Harvard untuk bekerja bersama Allen di MITS di Albuquerque pada November 1975. Sejak saat itu, mereka menamai kerjasama mereka ini dengan nama "Micro-Soft" dan mendirikan kantor pertamanya di Albuquerque. Tahun pertama sejak Micro-Soft didirikan, tanda penghubung pada namanya dihilangkan, dan tepat pada 26 November 1976, nama dagang/brandnya menjadi "Microsoft" dan didaftarkan di Kementerian Luar Negeri New Mexico. Sejak Microsoft berdiri, Bill Gates tidak pernah lagi kembali kuliah ke Harvard untuk menyelesaikan studinya, dia lebih memilih untuk membesarkan perusahaannya bersama Allen.
BASIC Microsoft dikenal oleh para penggemar komputer diseluruh dunia, namun Bill Gates kemudian menemukan bahwa salinan pra-pasarnya telah bocor ke pasaran dan terus dicopy dan didistribusikan dengan jumlah yang banyak. Melihat hal itu, pada bulan Februari 1976, Bill Gates menulis Open Letter to Hobbyists di surat berita MITS yang menyatakan bahwa MITS tidak boleh lagi terus memproduksi, mendistribusikan, dan mempertahankan perangkat lunak yang berkualitas tinggi tanpa ada bayaran. Surat ini disambut dingin oleh banyak penggemar komputer diseluruh dunia, namun Gates mempertahankan keyakinannya tersebut dengan berkeyakinan bahwa para pengembang perangkat lunak harus mampu meminta bayaran dari perengkat lunak tersebut. Akhirnya microsoft melepaskan diri dari MITS pada tahun 1976, dan perusahaan ini terus mengembangkan perangkat lunak bahasa pemrograman untuk berbagai sistem. Perusahaan ini pindah dari Albuquerque ke kantor barunya di Bellevue, Washington pada 1 Januari 1979.
Pada tahun-tahun awal Microsoft berdiri, hampir semua karyawan punya tanggung jawab besar atas bisnis perusahaan ini. Bill Gates mengawasi rincian bisnis dan juga turut menulis kode. Pada lima tahun pertama, Gates secara pribadi meninjau setiap baris kode yang dikirimkan perusahaan, dan sering menulis ulang beberapa bagian kode agar terlihat pas.
Pada tahun 1980, IBM menawarkan Microsoft untuk menulis penerjemah BASIC untuk komputer pribadi mereka selanjutnya, IBM PC. Ketika perwakilan IBM menyebutkan bahwa mereka butuh sebuah sistem operasi, Bill Gates memberi rujukan kepada Digital Reserach (DRI), pembuat sistem operasi CP/M yang banyak digunakan pada masa itu. Diskusi IBM dengan Digital Research ternyata tidak membuahkan hasil, dan tidak bisa terjadi deal mengenai persetujuan lisensi. Perwakilan IBM Jack Sams menyebutkan kesulitan izin lisensi pada pertemuan selanjutnya dengan Gates dan memintanya untuk mencari sebuah sistem operasi yang layak. Beberapa minggu kemudian Gates berencana menggunakan 86-DOS (QDOS), sebuah sistem operasi mirip CP/M yang dibuatkan perangkat lunaknya oleh Tim Paterson dari Seattle Computer Products (SCP) sama seperti PC. Microsoft membuat persetujuan dengan SCP untuk menjadi agen lisensi eksekutif, dan kemudian pemilik mutlak 86-DOS. Setelah mengadaptasi sistem operasi untuk PC, Microsoft mengirimkannya ke IBM dalam bentuk PC-DOS dengan imbalan bayaran $50.000. Bill Gates tidak menawarkan pemindahan hak cipta sistem operasi ini, karena ia yakin produsen perangkat lunak lain akan meniru sistem IBM. Mereka benar, dan penjualan MS-DOS menjadikan Microsoft pemain utama dalam industri komputer.
Pada saat itu Bill Gates mengawasi restrukturisasi perusahaan Microsoft pada 25 Juni 1981 yang menggabungkan kembali perusahaan di negara bagian Microsoft dan menjadikan Gates sebagai Presiden dan Ketua Dewan Microsoft.
Microsoft meluncurkan versi ritel pertama Microsoft Windows pada 20 November 1985, dan pada bulan Agustus, perusahaan ini mencapai persetujuan dengan IBM untuk mengembangkan sistem operasi terpisah bernama OS/2. Meski kedua perusahaan ini berhasil mengembangkan versi pertama dari sistem ini, perbedaan kreativitas merusak kerjasama ini. Dan Bill Gates mengeluarkan memo internal pada 16 Mei 1991 yang mengumumkan bahwa kerjasama OS/2 berakhir dan Microsoft mengalihkan operasinya ke pengembangan kernel Windows NT.
Sejak saat itu, Microsoft banyak meluncurkan produk-produk seperti Windows 98, Windows 2000, Windows XP, Windows 7, Windows 8, dan banyak lainnya. Berkat kepiawaian Gates berbisnis dan memimpin Microsoft, menjadikan Ia sampai saat ini masih menjadi 3 besar orang terkaya di dunia.
Biografi Bill Gates - Pendiri Microsoft
Ir Soekarno
Ir. Soekarno adalah sosok orang
terpenting dalam sepanjang catatan sejarah memerdekaan bangsa indonesia
dari penjajahan Belanda. Beliau adalah proklamator kemerdekaan indonesia
bersama Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Ir. Soekarno juga merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia
yang menjabat pada periode 1945-1966. Beliau dilahirkan di Surabaya
pada tanggal 6 Juni 1910 dan pada usianya yang ke 69, sosok penggali
pancasila ini meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat) Gatot Subroto, Jakarta pada tanggal 21 Juni 1970. Semasa
hidupnya, Presiden Soekarno banyak mendapatkan penghargaan, antara lain
penghargaan dari 26 Universita (luar negeri dan dalam negeri) dan
meskipun beliau sudah meninggal dunia, Presiden Ir. Soekarno, juga tetap mendapat penghargaan sebagai bintang kelas satu oleh Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki.
Dibawah ini merupakan sejarah kehidupan Presiden Soekarno Lengkap dari masa kecil dan masa remaja, kiprah politik Presiden Soekarno hingga wafatnya Ir, Soekarno dan lain-lain
Selamat Membaca....
BIOGRAFI IR. SOEKARNO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERTAMA
1. Nama Kecil Soekarno
1. Nama Kecil Soekarno
1. NAMA KECIL IR. SOEKARNO
Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya.Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf “a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.
Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya.Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf “a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.
Di kemudian hari ketika menjadi Presiden
R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno
karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia
tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda
tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk
Soekarno adalah Bung Karno.
Asal Usul Nama Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.
Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di
dapatnya ketika menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain,
disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh
para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar
negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara
Indonesia oleh negara-negara Arab.
2. KEHIDUPAN IR. SOEKARNO
Masa Kecil dan Remaja Soekarno
Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Masa Kecil dan Remaja Soekarno
Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Ia bersekolah pertama kali di Tulung
Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang
ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno
ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja.Kemudian pada Juni
1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk
memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915,
Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil
melanjutkan ke HBS. di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima di HBS
atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto.
Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan
kediamannya. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti
Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Soekarno
kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang
dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut
kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu,
Soekarno juga aktif menulis di harian “Oetoesan Hindia” yang dipimpin
oleh Tjokroaminoto.
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno
melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung dengan
mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1925. Saat di
Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota
Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Di sana ia berinteraksi
dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker,
yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
3. KIPRAH POLITIK SOEKARNO
Masa Pergerakan Nasional
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Masa Pergerakan Nasional
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung
dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke
Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional.
Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya
kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.
Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Masa Penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk “mengamankan” keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk “mengamankan” keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan
Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia
seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap
organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk
Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai,
Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti
Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya
disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh
nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah
seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang
adalah fasis yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato
pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan
bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita
percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Ia aktif dalam usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD
1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah
proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke
Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang
Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta
dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar
Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci)
kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat
pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa
ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada
bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian
menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat
Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan
organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja
sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.
Masa Perang Revolusi - [ Kembali ke daftar isi ]
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di
Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16
Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk
menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok.
Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta
Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia
terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah
dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh
menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat
untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus
1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim
yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin
kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945,
Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945
pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh
KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat
menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana
200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih
bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang
dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya
mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan
pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha
menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang
dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah
Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya
Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada
waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik
Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat
tinggi negara lainnya.
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD
1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala
negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi
kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double
executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir
sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena
adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan
November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik
Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
Meski sistem pemerintahan berubah, pada
saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling
penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat
Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan
Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya
dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa
Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya
kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.
Masa Kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup
populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala
pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang
terkenal sebagai “kabinet seumur jagung” membuat Presiden Soekarno
kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai
“penyakit kepartaian”. Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi
konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya
kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan
Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan
gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib
bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun
1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di
Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota
Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat “bom waktu” yang
ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan
imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan
munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan
badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi
perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel
Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan
Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang
membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara
Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih
banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena
ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai
negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk
dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau
mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri
yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno
mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara.
Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald
Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).
Kejatuhan
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965. Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.[10] Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme). Sikap Soekarno yang menolak membuabarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik.
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965. Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.[10] Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme). Sikap Soekarno yang menolak membuabarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik.
Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah
Surat Perintah Sebelas Maret yang ditandatangani oleh Soekarno. Isi dari
surat tersebut merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan
keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh
Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk
membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. Kemudian
MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang
pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk
setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.
Soekarno kemudian membawakan pidato
pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S pada Sidang
Umum ke-IV MPRS. Pidato tersebut berjudul “Nawaksara” dan dibacakan
pada 22 Juni 1966. MPRS kemudian meminta Soekarno untuk melengkapi
pidato tersebut. Pidato “Pelengkap Nawaskara” pun disampaikan oleh
Soekarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS pada 16
Februari tahun yang sama.
Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967
Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana
Merdeka. Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto de facto
menjadi kepala pemerintahan Indonesia. Setelah melakukan Sidang Istimewa
maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar
Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI
hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.
4. SOEKARNO SAKIT HINGGA MENINGGAL
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional. Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati.
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional. Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati.
Komunike medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:
1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.
1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.
Walaupun Soekarno pernah meminta agar
dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintah memilih
Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno. Hal
tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970. Jenazah Soekarno
dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan
harinya bersebelahan dengan makam ibunya. Upacara pemakaman Soekarno
dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur
upacara. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh
hari.
5. PENINGGALAN PRESIDEN SOEKARNO
Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, maka Kantor Filateli Jakarta menerbitkan perangko “100 Tahun Bung Karno”.[8] Perangko yang diterbitkan merupakan empat buah perangko berlatarbelakang bendera Merah Putih serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Perangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi tahun 1920an terpampang di atasnya. Sementara itu, perangko yang ketiga memiliki nominal Rp. 900 serta menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Perangko yang terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp. 1000. Keempat perangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh Perum Peruri. Selain perangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan perangko, album koleksi perangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.
Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, maka Kantor Filateli Jakarta menerbitkan perangko “100 Tahun Bung Karno”.[8] Perangko yang diterbitkan merupakan empat buah perangko berlatarbelakang bendera Merah Putih serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Perangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi tahun 1920an terpampang di atasnya. Sementara itu, perangko yang ketiga memiliki nominal Rp. 900 serta menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Perangko yang terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp. 1000. Keempat perangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh Perum Peruri. Selain perangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan perangko, album koleksi perangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.
Perangko yang menampilkan Soekarno juga
diterbitkan oleh Pemerintah Kuba pada tanggal 19 Juni 2008. Perangko
tersebut menampilkan gambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro.
Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan
peringatan kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba.
Nama Soekarno pernah diabadikan sebagai
nama sebuah gelanggang olahraga pada tahun 1958. Bangunan tersebut,
yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno, didirikan sebagai sarana keperluan
penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pada masa Orde
Baru, komplek olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi
sesuai keputusan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali pada
nama awalnya yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno. Hal ini dilakukan
dalam rangka mengenang jasa Bung Karno.
Setelah kematiannya, beberapa yayasan
dibuat atas nama Soekarno. Dua di antaranya adalah Yayasan Pendidikan
Soekarno dan Yayasan Bung Karno. Yayasan Pendidikan Soekarno adalah
organisasi yang mencetuskan ide untuk membangun universitas dengan
pemahaman yang diajarkan Bung Karno. Yayasan ini dipimpin oleh
Rachmawati Soekarnoputri, anak ketiga Soekarno dan Fatmawati. Pada tahun
25 Juni 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie meresmikan Universitas
Bung Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno, Nation and
Character Building kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Sementara itu, Yayasan Bung Karno
memiliki tujuan untuk mengumpulkan dan melestarikan benda-benda seni
maupun non-seni kepunyaan Soekarno yang tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Yayasan tersebut didirikan pada tanggal 1 Juni 1978 oleh
delapan putra-putri Soekarno yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati
Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh
Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra dan Kartika Sari
Dewi Soekarno. Di tahun 2003, Yayasan Bung Karno membuka stan di Arena
Pekan Raya Jakarta.[8] Di stan tersebut ditampilkan video pidato
Soekarno berjudul “Indonesia Menggugat” yang disampaikan di Gedung
Landraad tahun 1930 serta foto-foto semasa Soekarno menjadi presiden.[8]
Selain memperlihatkan video dan foto, berbagai cinderamata Soekarno
dijual di stan tersebut. Diantaranya adalah kaus, jam emas, koin emas,
CD berisi pidato Soekarno serta kartu pos Soekarno.
Seseorang yang bernama Soenuso Goroyo
Sukarno mengaku memiliki harta benda warisan Soekarno. Soenuso mengaku
merupakan mantan sersan dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara
Sedang.[8] Ia pernah menunjukkan benda-benda yang dianggapnya sebagai
warisan Soekarno itu kepada sejumlah wartawan di rumahnya di Cileungsi,
Bogor. Benda-benda tersebut antara lain adalah sebuah lempengan emas
kuning murni 24 karat yang terdaftar dalam register emas JM London, emas
putih dengan cap tapal kuda JM Mathey London serta plakat logam
berwarna kuning dengan tulisan ejaan lama berupa deposito hibah. Selain
itu terdapat pula uang UBCN (Brasil) dan Yugoslavia serta sertifikat
deposito obligasi garansi di Bank Swiss dan Bank Netherland.[8] Meskipun
emas yang ditunjukkan oleh Soenuso bersertifikat namun belum ada pakar
yang memastikan keaslian dari emas tersebut.
6. PENGHARGAAN PRESIDEN IR. SOEKARNO – [ Kembali ke daftar isi ]
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain adalah Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin dan Institut Agama Islam Negeri Jakarta. Sementara itu, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir) merupakan beberapa universitas luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain adalah Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin dan Institut Agama Islam Negeri Jakarta. Sementara itu, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir) merupakan beberapa universitas luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.
Pada bulan April 2005, Soekarno yang
sudah meninggal selama 104 tahun mendapatkan penghargaan dari Presiden
Afrika Selatan Thabo Mbeki. Penghargaan tersebut adalah penghargaan
bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang
diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya
dilapisi emas. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai
telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan
oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika
Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.
Acara penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di Kantor
Kepresidenan Union Buildings di Pretoria dan dihadiri oleh Megawati
Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam menerima penghargaan.